Kamis, 22 Maret 2012

LATAR BELAKANG PERLOMBAAN


Aku ingin hidup seribu tahun lagi, Sebaris larik akhir puisi "Aku" ini mengingatkan kita kepada sang penyair legendaris yang mampu menghasilkan sajak-sajak yang menggebrak dunia kesusastraan. Adalah Chairil Anwar sang penyair itu, yang memberikan warna lain pada dunia perpuisian Indonesia. Walaupun sebelumnya banyak kritikan yang mengatakan bahwa ia adalah seorang seniman liar, yang merusak tatanan kesusastraan waktu itu, pada akhirnya karya-karya yang dihasilkan oleh Chairil diakui sebagai karya yang mampu memperbaharui wajah kesusastraan Indonesia. Terutama setelah ia wafat diusia 26, sajak-sajaknya semakin dibicarakan di dunia sastra. Untuk mengenang Chairil Anwar, Keluarga Mahasiswa Sastra Indonesia dari Fakultas Bahasa dan Seni, Universitas Negeri Yogyakarta mengadakan acara Haul yang bertepatan dengan tanggal wafatnya beliau. Acara ini menjadi agenda tahunan Keluarga Mahasiswa Sastra Indonesia. Untuk tahun 2012 ini, acara Haul mengangkat tema “Seribu Tahun Lagi untuk Sajak Chairil”. Tema ini dipilih sebagai harapan agar sajak-sajak Chairil akan tetap dikenang sepanjang masa. Dikenang di sini dimaksudkan untuk dinikmati dan tetap digunakan sebagai referensi atau acuan dalam dunia sastra. Meskipun tubuh Chairil Anwar tidak mampu hidup seribu tahun lagi, tetapi ia hidup dalam karya-karyanya sampai seribu tahun
lagi.
Ada beberapa agenda yang disusun untuk acara Haul tahun ini, yaitu lomba penciptaan puisi untuk umum, lomba pembacaan puisi tingkat SMA sederajat dan malam puncak yang diadakan tepat tanggal 28 April 2012. Agenda lomba diadakan untuk meramaikan acara Haul Chairil Anwar yang diadakan setahun sekali. Selain itu acara Haul ini diadakan untuk lebih mengenalkan sastra dan Chairil Anwar utamanya. Baik sajak-sajak karyanya, maupun kisah-kisah hidupnya.

0 komentar:

Posting Komentar

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More