Aku ingin hidup
seribu tahun lagi, Sebaris larik akhir puisi "Aku" ini mengingatkan
kita kepada sang penyair legendaris yang mampu menghasilkan
sajak-sajak yang menggebrak dunia kesusastraan. Adalah Chairil Anwar
sang penyair itu, yang memberikan warna lain pada dunia perpuisian
Indonesia. Walaupun sebelumnya banyak kritikan yang mengatakan bahwa
ia adalah seorang seniman liar, yang merusak tatanan kesusastraan
waktu itu, pada akhirnya karya-karya yang dihasilkan oleh Chairil
diakui sebagai karya yang mampu memperbaharui wajah kesusastraan
Indonesia. Terutama setelah ia wafat diusia 26, sajak-sajaknya
semakin dibicarakan di dunia sastra. Untuk mengenang Chairil Anwar, Keluarga
Mahasiswa Sastra Indonesia dari Fakultas Bahasa dan Seni, Universitas
Negeri Yogyakarta mengadakan acara Haul yang bertepatan dengan
tanggal wafatnya beliau. Acara ini menjadi agenda tahunan Keluarga Mahasiswa Sastra
Indonesia. Untuk tahun 2012 ini, acara Haul mengangkat tema “Seribu
Tahun Lagi untuk Sajak Chairil”. Tema ini dipilih sebagai harapan
agar sajak-sajak Chairil akan tetap dikenang sepanjang masa. Dikenang
di sini dimaksudkan untuk dinikmati dan tetap digunakan sebagai
referensi atau acuan dalam dunia sastra. Meskipun tubuh Chairil Anwar tidak mampu
hidup seribu tahun lagi, tetapi ia hidup dalam karya-karyanya sampai
seribu tahun
lagi.
Ada beberapa agenda
yang disusun untuk acara Haul tahun ini, yaitu lomba penciptaan puisi
untuk umum, lomba pembacaan puisi tingkat SMA sederajat dan malam
puncak yang diadakan tepat tanggal 28 April 2012. Agenda lomba
diadakan untuk meramaikan acara Haul Chairil Anwar yang diadakan
setahun sekali. Selain itu acara Haul ini diadakan untuk lebih
mengenalkan sastra dan Chairil Anwar utamanya. Baik sajak-sajak
karyanya, maupun kisah-kisah hidupnya.
0 komentar:
Posting Komentar